Contoh Kasus Psikologi tentang Emosi menurut Plotnik dan Schather-Singer

NAMA : ELISA RIANISANI
KELAS : 1PA02
MATKUL : PSIKOLOGI UMUM 2

CARILAH ARTIKEL MENGENAI EMOSI LALU DESKRIPSIKAN PRINSIP-PRINSIP TERSEBUT SEPERTI YANG SUDAH DIJELASKAN DI BUKU!

Gigi Sensitif Berdampak pada Fungsional, Emosional dan Sosial

warta kota/nur ichsan

Anak-anak sedang periksa kesehatan gigi pada acara media briefing hasil survey Sensodyne

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penelitian menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh rasa ngilu akibat gigi sensitif berdampak terhadap fungsional, emosional dan sosial.

Ketiga dampak ini mengakibatkan berkurangnya kualitas hidup seseorang.

Jehezkiel Martua selaku GSK Oral Health Care Expert Marketing mengatakan, dampak fungsional adalah dampak yang berakibat langsung pada kesehatan dan fungsi tubuh.

Karena dihantui rasa ngilu, kita jadi membatasi diri untuk menikmati makanan dan minuman. Akibatnya bisa saja kebutuhan nutrisi kita jadi kurang tercukupi,& katanya saat perayaan keberhasilan program Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu Zone di Living World Alam Sutera Tangerang Banten, Sabtu (11/5/2015).

Dampak emosionalnya bisa terganggu karena datangnya tiba-tiba. Rasa kesal karena tidak bisa menikmati makanan dan minuman favorit hingga ke rasa terganggu,

Karena itu harus ‘menyusun strategi’ dalam mengatasi rasa ngilu, seperti mengubah cara makan dan minum,& katanya.

Studi kualitatif yang dilakukan oleh University of Sheffield, Inggris bekerja sama dengan GlaxoSmithKline menunjukkan bahwa masalah sederhana seperti rasa ngilu akibat gigi sensitif ternyata dapat merusak kenyamanan dan keseruan bersosialisasi.

seharusnya berjalan seru bisa seketika menjadi rusak karena tiba-tiba terserang rasa ngilu akibat gigi sensitif.

Karena gigi saya sensitif, ini menyiksa banget. Apalagi setelah itu saya harus tetap profesional dengan bersikap ramah dan menghibur,& katanya’

Istri Arie Untung ini mengaku tidak jarang harus memaksakan senyum padahal gigi masih terasa ngilu.

Percaya bahwa setiap orang harus segera mengatasi masalah ngilu akibat gigi sensitif momen bersosialisasi yang lebih berkualitas, program Enjoy Tanpa Ngilu! telah digelar secara digital dan juga on ground di berbagai tempat hangout di kota Jakarta, Surabaya dan Bandung melalui platform situs http://www.sensodyne.co.id.

Selama kurang lebih dua bulan telah berhasil mengajak lebih dari 15.000 peserta untuk berbagi momen penting dalam hidup mereka dan menyuarakan tekad mereka untuk terbebas dari gigi sensitif agar bisa terus menikmati momen-momen “Enjoy Tanpa Ngilu!” mereka.

Danny Hadhyan selaku Marketing Director GSK mengatakan puncak perayaan keberhasilan program tersebut, event Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu Zone hari ini dikemas dengan sangat atraktif.

Di Sensodyne Zone, pengunjung bisa menikmati fasilitas pemeriksaan gigi gratis dan booth interaktif yang menjelaskan lebih jauh tentang gigi sensitif,& katanya.

Halaman selanjutnya »

Mereka bisa mengeksplorasi kuliner, mencicipi makanan dari seluruh dunia, serta menikmati momen seru dan unik dengan teman dan keluarga di Food Zone.

 Dan Di area ini pengunjung bisa menikmati kelezatan 40 jenis kuliner yang dibagi menjadi zona Indonesia, zona Asia, Zona Amerika, Zona Eropa, dan  katanya. (Eko Sutriyanto)

PRINSIP-PRINSIP EMOSI YANG TERKANDUNG DALAM ARTIKEL TERSEBUT

EMOSI

Definisi :

Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Plotnik (2005) meyatakan bahwa ada 4 komponen dalam mendefinisan emosi, yaitu :

Adanya penginterpretasian atau penilaian beberapa stimulus (kejadian, objek atau pemikiran).

Merasakan adanya suatu perasaan yang subjektif.

Mendapatkan respon fisiologis.

Memperlihatkan tingkah-laku yang dapat di obserasi.

Perubahan Fisiologis dalam Emosi

GSR : Pada saat emosi terjadi perubahan listrik pada kulit yang dialami.

Peredaran darah : Terjadinya perubahan tekanan darah dan dalam distribusi peredaran darah pada saat emosi atau pada saat merasakan gigi terasa ngilu dan sakit.

Denyut jantung : Terjadinya perubahan intensitas pada denyut jantung. Misalnya, pada saat seorang individu memakan ice cream seketika ia kaget dan merasakan ngilu di gigi sensitifnya maka bisa memicu terjadinya perubahan intensitas pada denyut jantung pada individu tersebut.

Nafas : Terjadinya perubahan tarika nafas. Pada saat seorang individu terkejut, ia akan merasakan nafasnya terasa begitu pendek karena dipengaruhi oleh perubahan denyut jantung dan perdaran darah yang  cepat. Akibatnya tubuh memerlukan oksigen untuk bisa memenuhi asupan oksiden dalam tubuh.

Air Liur : Pada saat terjadinya perubahan air liur dalam kasus gigi ngilu. Didapati bahwa pada saat gigi sensitive itu bereaksi unutk memunculkan rasa ngilu maka produksi air liur pun bertambah dalam mulut.

Respon Mata :Pupil membesar pada saat individu tersebut merasakan ngilu.

Respon Pilomotor : Pada saat gigi terasa ngilu secara alami tubuh akan merangsang repon pilomotor (bulu kuduk berdiri) jika didapati pada individu tersebut sedang merasa takut, kesakitan ataupun ngilu.

Gerakan Usus : Terjadinya perubahan konstraksi pada usus dikarenakan rangsangan emosiona yang bisa menyebabkan sakit perut atau diare.

Ketegangan Otot

Dan  Termor : Otot-otot menegang dan bergetar pada saat kita tegang. Misalnya jika individu itu sadar bahwa ia memiliki gigi yang sensitive dan diharuskan meminum air es. Ia akan mengirimkan respon ke otak bahwa ia telah mengetahui rasa ngilu tersebut akkibat meminum air es. Maka dari itu, hanya dengan memikirkan bahwa ia akan atau segera meminum air es tersebut otot-otot dalam tubuhnya itu bisa menegang dan bergetar.

Komposisi Darah : Perubahan kelenjar-kelenjar endoktrin yang aktif selama keadaan emosional dan memasukkan hormon-hormon lainya dalam aliran darah. Misalnya pada penderita gigi sensitive mereka cenderung untuk membatasi diri untuk menikmati makanan dan minuman. Akibatnya bisa saja kebutuhan nutrisinya bisa jadi kurang tercukupi maka dari itu akibat tidak terpenuhinya asupan gizi yang baik berdampak pada peran indra fungsional, emosional, dan juga kegiatan social pada individu tersebut.

TEORI-TEORI EMOSI

Teori Emosi dan Kondisi Tubuh

Menurut saya pada kasus yang saya bahas diatas lebih mendekati pada teori Schather-Singer yang berbunyi :

Emosi yang dialami seseorang berasal dari interpretasi terhadap keadaan jasmani yang bangkit atau siaga (aroused). Emosi timbul karena hasil interpretasi dari keadaan jasmani yang mengalami arousal

Urutan Peristiwa timbulnya emosi menurut teori ini adalah :

Persepsi terhadap situasi yang berpotensi menimbulkan emosi. Misalnya, pada saat presepsi individu tersebut dalam membayangkan segelas minuman dingin penuh dengan es memicu emosi yang pernah ia alami saat ia merasa ngilu jika ia meminum minuman yang penuh dengan es tersebut.

Keadaan tubuh yang disiagakan sebagai akibat dari presepsi. Misalnya ketika ia hendak meminum air es ia telah mempersiapkan reaksi yang ada di giginya tersebut sebagai akibat dari meminum air es. Akibatnya terkadang ia terkadang merasakan reaksi ngilu tersebut walalupun ia belum meninum air es tersebut.

Interppretasi dan pelabelan keadaan jasmani sehingga cocok dengan situasi yang dialami. Misalnya pada penderita gigi sensitive, terkadang mereka telah memberikan  interpretasi pada diri mereka masing-masing bahwa penderita sensitive harus menjauhkan makanan ataupun minuman yang akan berdampak buruk pada gigi sensitifnya tersebut. Akibatnya, orang-orang memberi label terhadap si penderita bahwa penderita gigi sensitive tidak bisa meminum air es ataupun memakan es. Padahal baik penderita gigi sensitive maupun gigi normal sama-sama bisa memakan es dan meminum air es. Hanya saja pada penderita gigi sensitive akan dirasakan dampak buruk akibat meminum air es tersebut sedangkan pada gigi orang normal mereka tidak dapt merasakan rasa ngilu tersebut. Maka dari itu, gigi sensitive teryata memberikan dampak terhadpa fungsional, emosional dan juga dampak social bagi para penderitanya.