Orang gila menyerang ulama! Kenali ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa!
Tahun 2018 adalah tahun politik, tahun ini diawali dengan berbagai macam bencana. Dimulai dari gempa, longsor, gunung meletus hingga bencana kemanusiaan penyerangan “orang gila” terhadap tokoh agama. Beberapa pro dan kontra terjadi dikalangan masyarakat, beberapa berpendapat bahwa orang yang menyerang ulama tersebut merupakan orang yang gila atau benar-benar gila, sebagian lagi berpendapat bahwa “orang gila” dijadikan kambing hitam atas bengisnya otak dibalik penyerangan tokoh agama-manapun.
Petinggi kepolisian telah memerintahkan untuk mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya apakah benar, orang yang menyerang beberapa tokoh agama ini benar-benar orang gila atau yang biasa disebut orang dengan gangguan jiwa/mental/kepribadian atau mereka hanya berpura-pura gila karena telah disuruh menyerang oleh orang dibelakang mereka.
Stigma di masyarakat mengenai orang gila hanya sebagai orang yang memiliki gangguan seperti stress berat karena uang, gangguan halusinasi seperti tertawa sendiri, dan orang gila yang suka marah-marah sendiri dengan pakaian yang seadanya atau bahkan tidak berpakaian sama sakali. Akan tetapi, definisi orang gila atau dunia psikologi sering menyebutnya orang dengan gangguan jiwa tidak sebatas itu saja. Perlu mendalami bidang tertentu seperti psikologi untuk bisa mempelajari perilaku yang menyebabkan orang dengan gangguan jiwa tersebut. Untuk sebab itu saya menghimbau masyarakat untuk tidak memandang atau mendiagnosis bahwa semua orang dengan gangguan jiwa itu sama, mereka benar-benar berbeda satu sama lain yang disebabkan oleh sebab yang berbeda-beda.
Pihak kepolisian harusnya berkerjasama dengan pihak Psikolog Klinis Dewasa agar proses penyidikan dapat dipermudah dengan adanya diagnosa resmi ahli yang berkompeten. Karena untuk menetapkan orang dengan gangguan jiwa termasuk kedalam katergori gangguan yang mana itu diperlukan bidang keilmuan yang sangat sulit.
Biasanya masyarakat menyebut sebutan “orang gila” berdasarkan ciri-ciri dibawah ini, padahal sebetulnya sebutan orang gila merujuk pada suatu diagnosis Kriteria Diagnostik untuk Skizofrenia dimana pembahasanya berada dibawah ini:
Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama paling sedikit 6 bulan dan mencakup setidaknya 1 bulan fase fase aktif (yaitu dua (atau lebih) dari berikut ini: delusi, halusinasi, ucapan yang tidak teratur, perilaku yang tidak teratur atau katatonik, gejala negatif). Definisi untuk subtipe Skizofrenia (Paranoid, Disorganised, Catatonic, Undifferentiated, dan Residual) juga termasuk dalam bagian ini.
Kriteria Diagnostik untuk Skizofrenia:
A. Gejala karakteristik: Dua (atau lebih) dari yang berikut, masing-masing hadir untuk porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diobati): (1) delusi (2) halusinasi (3 ) anjuran yang tidak terorganisir (misalnya, sering tergelincir atau tidak koheren) (4) perilaku yang sangat tidak terorganisir atau katatonik (5) gejala negatif, yaitu perataan, alogia, atau penghindaran hati Catatan: Hanya satu Kriteria Ada gejala yang diperlukan jika delusi aneh atau halusinasi. suara yang terus mengikuti komentar tentang perilaku atau pikiran orang tersebut, atau dua atau lebih suara berbicara satu sama lain.
B. Disfungsi sosial / pekerjaan: Untuk sebagian besar waktu sejak awal gangguan, satu atau lebih memiliki kegagalan fungsi seperti pekerjaan, hubungan interpersonal (sosial), atau merawat diri secara nyata berada di tingkat yang rendah atau dicapai (atau saat awal terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademis, atau pekerjaan yang diharapkan).
C. Durasi: Tanda-tanda gangguan terus-menerus bertahan setidaknya selama 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang jika berhasil diobati) yang memenuhi Kriteria A (yaitu gejala fase aktif) dan mungkin mencakup periode gejala prodromal atau residu. Selama periode prodromal atau residu ini, tanda-tanda gangguan dapat diwujudkan hanya dengan gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang tercantum dalam Kriteria A hadir dalam bentuk yang dilemahkan (misalnya, kepercayaan yang aneh, pengalaman perseptual yang tidak biasa).
D. Schizoaffective dan Mood Disorder exclusion: Disorder Schizoaffective dan Mood Disorder Dengan Fitur Psikotik telah dikesampingkan karena salah satu (1) tidak ada episode Depressive, Manic, atau Mixed Major telah terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif; atau (2) jika episode suasana hati telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya singkat dibandingkan dengan durasi periode aktif dan residu.
E. Zat / pengecualian kondisi medis umum: Gangguan ini bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (mis., Obat pelecehan, pengobatan) atau kondisi medis umum.
F. Hubungan dengan Gangguan Perkembangan Pervasif: Jika ada riwayat Gangguan Autistik atau Gangguan Perkembangan Pervasif lainnya, diagnosis tambahan Skizofrenia dilakukan hanya jika delusi atau halusinasi yang menonjol juga hadir setidaknya satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati. ).
Klasifikasi jalur longitudinal (dapat diaplikasikan hanya setelah paling sedikit 1 tahun telah berlalu sejak awal gejala fase aktif): Episodik Dengan Interepisode Sisa Gejala (episode didefinisikan oleh munculnya kembali gejala psikotik yang menonjol); Juga tentukan apakah Dengan Gejala Negatif Terkemuka Episodik Tanpa Interepisode Sisa Gejala Terus menerus (gejala psikotik menonjol hadir sepanjang periode pengamatan); Juga tentukan apakah Dengan Gejala Negatif Terkemuka.
Sumber: DSM-IV
Untuk tulisan selanjutnya akan diterbitkan kriteria skizofrenia dengan bahasa yang lebih mudah, stay tuned!^^
Ingin membaca artikel keren lainya? click link dibawah ini!
Review Nature Republic Aloe Vera Gel 92% (Part 1) Ciri-Ciri yang Asli
Review Nature Republic Aloe Vera Gel 92% (Part 2) dan juga Body Shop Tea Tree Oil