Review Bakso Konco Lawas Lingkar Laladon

Di musim penghujan ini, frekuensi hujan di bogor lebih sering dibandingkan biasanya. Ada pepatah katanya “Hujan itu paling enak selimutan dan makan yang panas-panas” bakso misalnya. Kebetulan hari itu saya baru pulang kerja, langit sudah menghitam karena hujan. AC mobil yang sudah saya setting ke suhu satu pun masih kerasa sangat dingin dengan embun di kaca depan yang sudah mulai menebal. Cuaca di luar juga ternyata sama-sama dingin. Jadi saya memutuskan untuk melewati jalan lingkar laladon yang baru saja dibuka dan selesai di cor.

Saya masuk dari arah bogor ke jalan raya ciomas lalu belok kanan ke lingkar laladon tepatnya ada alfamart di samping jalan tersebut. Menelusuri jalan saya lihat banyak rumah makan atau gerobak makanan yang sudah tutup tidak seperti biasanya, mungkin karena hujan dari sore jadi mereka memilih untuk tutup. Tapi saya pikir bakso selalu buka karena saat ini hujan adalah saat menjemput rejeki mereka.

Tepatnya di sebelah Masjid Jami’ Al Muttaqin Jl. Lingkar laladon, ada rumah makan bakso bertuliskan Muara Bakso & Mie Ayam KL (Konco Lawas). Saya setiap melewati lingkar laladon selalu penasaran dengan rasanya karena banyak terlihat tempatnya yang tidak pernah sepi.

Warung bakso ini dialani oleh dua pemuda, saya tidak tahu mereka adalah anak pemilik warung atau hanya pekerja. Tapi disana terdapat fasilitas kulkas untuk minuman dingin seperti fresh tea dan coca cola tapi saya tidak melihat coca-cola. Dan yang paling penting mereka mempunyai stand jus jeruk, namun sayangnya karena saya berkunjung jam enam sore jadi stok es jeruk sudah habis.

Saya lupa mengambil foto daftar harganya, tapi saya memesan bakso urat standar dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.15.000,. saja untuk porsi dewasa tapi kamu juga bisa memesan porsi setengah dengan harga Rp.10.000. Begini penampakan baksonya

Bakso Urat Rp.15.000 (porsi dewasa)

Pada saat saya menerima baksonya di meja saya rasanya seperti besar sekali baksonya dan mienya juga lebih banyak jadi kalau tidak hati-hati mengaduk pasti tumpah. Seperti saya baru datang kesini sambil memilih meja, terdapat beberapa tumpahan kuah bakso yang berserakan di meja jadi saya mengerti kenapa bisa seperti itu.

Saya seruput dulu kuah kaldu baksonya yang masih saya belum tambahi apapun agar tidak terlalu tumpah. Di dalam mangkok seharga Rp.15.000,. ini terdapat 3 buah bakso kecil, 1 buah bakso besar, mie kuning, bihun dan juga sayur. Saya pesan yang versi komplit karena saya benar-benar kedinginan dan lapar sekali hehe.

Ini adalah penampakan dalam bakso yang sudah saya potong terdapat banyak serat-serat urat, daging sapi dan juga lemak sapi yang mencampur di bakso ini. Teksturnya terlihat gak kasar dibandingkan dengan bakso kecil-kecilnya yang lembut dan mudah sekali ditelan. Bakso urat ini harus dikunyah beberapa kali karena tektur urat yang terdapat di bakso ini yang membuatnya lebih menantang untuk di kunyah tapi juga kenyal. Saya pikir mie nya terlalu sedikit di awal kesan, tetapi pada saat upaya saya menghabiskan mie ternyata masih ada sisa bakso 1/3 yang masih ada. Rasanya sangat menyenangkan bukan? setelah menghabisi mie dan bihun ternyata baksonya masih ada? hahaha rasanya seperti sebuah hadiah. Jadi saya sangat menikmati potongan-potongan terakhir saya dalam menyantap bakso ini. Saya memakanya tanpa menambahkan sambal, saos sambal dan juga kecap. Polos saja. Karena saya ingin menikmati rasa bakso yang benar-benar asli agar bisa saya review di blog saya ini.

Saya pernah melihat sebuah pepatah food vloger bahwa jika ingin benar-benar menikmati rasa dari sebuah makanan maka mau harus mencobanya polos, tanpa tambahan apapun. Karena terkadang bahan-bahan atau saus-saus tambahan yang lain itu bisa mengurangi cita rasa. Untuk komentar saya terhadap kuah kaldu baksonya yang polos ini, saya rasa mereka memiliki kuah yang standar dan kurang berkaldu karena mungkin dari pertimbangan modal dimana lemaknya sudah di masukan sebagai campuran baksonya. Padahal lemak itu penting dan memiliki cita rasa yang lebih gurih terhadap kaldu. Atau mungkin pertimbangan resep mereka yang memiliki penilaian yang bakso urat sebagai hal yang ingin ditonjolkan dibandingkan kaldunya karena di dalam bakso terdapat berbagai macam tekstur, isian dan juga sensasi jadi mereka ingin menetralkan atau tidak terlalu menonjolkan kuah kaldunya. Menurut saya ini pertimbangan yang bagus juga, karena mungkin ini adalah resep, kombinasi dan juga selera atau cita rasa yang paling disukai dari masyarakat sekitar. Buktinya warung bakso ini tidak pernah sepi. Jika kamu suka dengan Bakso Konco Lawas kamu bisa meninggalkan review bintang lima di google. Terbukti pada saat ini Bakso Konco Lawas memiliki 130 review yang mendekati bintang lima. Bakso ini di buka mulai dari jam 10.00 – 21.00. Bakso Konco Lawas pada saat ini memang belum bekerja sama dengan merchant online. Jadi mari kita berdayakan UMKM dan mensejahterakan masyarakat sekitar.

Tinggalkan komentar